Posted in Uncategorized

Sejarah Koperasi

Assalamualaikum wr.wb

selamat malam sobat semua pada kali ini saya akan share sedikit tentang sejarah koperasi indonesia. langsung saja!!

Koperasi adalah badan usaha yang semestinya menjadi soko guru ekoomi Indonesia. Disisi lain, koperasi pun bisa menjadi salah satu organisasi yang dapat kita gunakan untuk mempertahankan ekonomi nasional ditengah gempuran ekonomi global. sayang, pada praktiknya koperasi masih saing denga jenis usaha lain. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya koperasi. selain itu kurangnya rasa ingin tahu terhadap koperasi, mengakibatkan masyarakat tidak perduli akan pentingnya koperasi dan cenderung tidak memiliki kebanggaan terhadap koperasi. Oleh sebab itu saya akan share ilmu sedikit tentang sejarah koperasi. MENJELANG penyelenggaraan Kongres Koperasi I di Tasikmalaya tanggal 11 – 14 Juli 1947, para pemimpin Gerakan Koperasi di Jawa Barat (Priangan) menetapkan untuk mengirim utusan ke Yogyakarta (ibukota RI). Waktu itu mereka bermaksud untuk menemani Bung Hatta, yang bukan saja dihormati sebagai Wakil Presiden, tetapi juga sebagi ahli ekonomi dan penganjur Gerakan Koperasi.

Utusan terdiri atas Niti Soemantri, Kastura, Much. Muchtar dan Kyai Lukman Hakim. Dalam pertemmuan tersebutt dibicarakan tentang berbagai masalah yang dihadapi gerakan dalam mengembangkan koperasi, khususnya di daerah Jawa Barat. Pada umumnya usaha yang telah dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan Bung Hattta.

selain bertemu dengan Bung Hatta, utusan Gerakan Koperasi Priangan juga menemui R.S. Soeria Atmadja (Kepala Jabatan Koperasi Pusat) yang berkedudukan di Magelang, dan R.M. Margono Djojohadikusumo (Presiden Direkur Bank Negara Indonesia)

Dengan R.M Margono, utusan Gerakan Koperasi Priangan sependapat, bahwa untuk kepentingan Gerakan Koperasi Indonesia, sebelum gerakan dapat mewujudkan usaha-usahanya sendiri, pada Bank Negara Indonesia akan diadakan “Kamar Koperasi”, yang bertugas untuk menyelenggarakan kredit bagi gerakan koperasi di seluruh Indonesia.

Melalui persiapan tersebut, maka Pusat Koperasi Priangan mengambil prakarsa untuk menyelenggarakan kongres koperasi pertama di Tasikmalaya. Dengan pertimgangan, karena kota tersebt termasuk daerah yang paling aman, Pengurus Pusat Koperasi Priangan yang sebenarnya berkedudukan di Bandung juga mengungsi ke Tasikmalaya, yang pada waktu itu merupakan ibukota Provinsi Jawa Barat untuk sementara.

Kongres berlangsung di Gedung parik tenun Perintis milik Pusat Koperasi Kabupaten Tasikmalaya, yang terletak di jalan ciamis No40. (Red:Sekarang jalann Soekarno-Hatta No. 40) Peserta kongres berjumlah sekitar 500 orang, yang merupakan utusan koperasi-koperasi di Jawa-Madura, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi.

Pelaksanaan kongres diperayakan kepada Pusat Koperasi Kabupaten Tasikmalaya (PKKT). Pada Kongres Koperasi I tersebut, pagi harinya diletakkan batu pertama Tugu Koperasi, (embangunannya dilaksanakan awal tahun 1950 dan diresmikan 12 juli 1950). Dilanjutkan siang harinya diadakan pameran hasil kerajinan koperasi Kabupaten Tasikmalaya di ruangan Kongres.

Situasi tanah air setelah Kongres Koperasi I. masih tetap diwarnai pertempuran di beberapa daerah melawan Belanda Bahkan beberapa hari setelah kongers. Tasikmalaya mengalami pemboman Belanda. Sehingga keputusan kongres praktis tidak bisa dilaksanakan.

Meski begitu, kepada para pemimpin/ calon pemimpin koperasi desa dikaresidenan-karesidenan Jawa, masih sempat diberikan krsus koperasi oleh Jawatan Koperasi Menurut catatan jumlah koperasi pada saat itu ada 2.160. Tetapi kegiatan ini juga berhenti dengan adanya aksi militer II oleh Belanda pada 19 Desember 1948, menyusul peristiwa Madiun pada September 1948.

Masa setelah pemuliihan kedaulatan dan terbentukya Negara Kesatuan (1950). ditandai dengan upaya Gerakan Koperasi untuk bangkit kembali dari kehancurannya, akibat peperangan yang terus menerus.

Situasi tanah air pada saat itu dapat dikatakan sudah aman, sehingga memungkinkan pengembangan koperasi secara lebih luas. Selain situasi keamanan dan landasan yuridis, yang juga mendoroang perkembangan perkoperasian pada saat itu, adalah sikap pemerintah memberi iklim yang diperlukan.

Hal ini antara lain tampak pada pidato Wakil Presiden, Mohammad Hatta, tanggal 12 Juli 1951, saat memperingati Hari Koperasi.

Author:

saya orangnya ini pendiam. dan saya sangat menyukai yang namanya petualangan juga suka Motor

Leave a comment